Bahaya laten aksi terorisme di Indonesia belum berakhir. Densus 88 Antiteror telah mengendus modus baru pengumpulan dana terorisme lewat kotak amal. Pada bulan Juli 2021 lalu kurang lebih 1.550 kotak amal terkait dengan pendanaan terorisme ditemukan oleh Densus 88. Pada tahun sebelumnya Polri juga mengungkap sebanyak 20.068 kotak amal diduga digunakan pendanaan jaringan JI di 12 daerah.
Jaringan Islamic State of Iraq and Syria atau populer dengan sebutan ISIS merupakan kelompok teroris paling kaya saat ini. Laporan tahunan Global Terrorism Index 2016 mencatat, jaringan yang didominasi oleh anggota Arab Sunni dari Irak dan Suriah ini mengantongi pendapatan US$2 miliar pada 2015. Global Terrorism Index 2016 menjelaskan pemasukan utama ISIS berasal dari penyelundupan minyak yang rata-rata jumlahnya mencapai US$ 1,3 juta per hari. Pemasukan ISIS lainnya berasal dari bisnis individu maupun kelompok di wilayah yang mereka kuasai. ISIS juga mendapat dana dari penjualan benda-benda arkeologi yang mereka rampas maupun tebusan atas orang-orang yang dijadikan tawanan.
Kelompok teroris yang mendapat pemasukan tahunan kedua terbesar adalah Taliban dengan US$ 400 juta. Sumber pendapatan utama kelompok yang berbasis di Afganistan ini berasal dari penjualan dan penyelundupan opium senilai hampir US$ 200 juta. Taliban juga mendapat aliran dana dari pajak perkebunan dan zakat. Sementara itu, kelompok Al Qaida memiliki pola tersendiri. Jaringan ini mendapat pemasukan utama dari keluarga Usama bin Ladin yang menjalankan bisnis ilegal.
Kendatipun penggalangan dana bukan tujuan akhir dari kelompok terorisme, akan tetapi pendanaan menjadi urat nadi dalam menjalankan tujuan ideologis dan melakukan serangan terorisme itu sendiri. Pendanaan yang dilakukan pun melibatkan underground banking dalam berbagai proses transaksi.
Misalnya pendanaan yang dibutuhkan untuk melatih teroris baru, memalsukan dokumen, membayar suap, mendukung persenjataan, teroris, keluarga mereka sendiri, dan mencari dukungan publik (sebagai contoh menggunakan propaganda di media). Biasanya, jenis pendanaan untuk biaya langsung dan tidak langsung, pada kenyataannya, bervariasi berdasarkan sifat spesifik serangan dan struktur organisasi sindikat teror (FATF, 2008).
Bagaimana kita mengenali modus pendanaan teroris dan bagaimana kita ikut berpartisipasi mencegahnya?
Ayo ikuti pelatihannya..
Merdeka! GMNI Jaya! Marhaen Menang!
DPP GMNI is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Agenda: Millenial Financial Literacy
Hari/Tanggal: Senin – Selasa, 21-22 Maret 2022
Waktu: 09:00 WIB
Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/89171854540?pwd=R0YyYmlpRWczN1QrVU1SWkFTMWNoQT09
Meeting ID: 891 7185 4540
Passcode: JunaDendy